Tentang Aksara yang Udah Pernah Gue Pelajarin
Sebagai orang Indonesia, gue pastinya bisa baca tulis pake aksara latin. Karena gue juga seorang Muslim yang wajib bisa baca Al-Qur'an, gue juga diwajibkan buat belajar huruf-huruf Hijaiyah. Meskipun udah bisa baca dua aksara, gue masih juga belajar baca aksara-aksara lain. Alasannya bukan karena kewajiban atau ada sesuatu yang urgent, tapi karena iseng aja. Kesukaan gue terhadap sesuatu juga mendorong gue buat belajar aksara itu.
Sekarang sih, gue udah bisa baca aksara Hangeul Korea, sama Hiragana dan Katakana Jepang. Itu gue belajar karena gue memang K-Poper yang suka nonton anime. Belajar lima aksara bikin gue sadar kalo setiap aksara punya keunikan dan juga kesulitannya masing-masing. Di postingan ini, gue bakalan nyeritain apa aja keunikan juga apa yang bikin gue kesusahan waktu belajar aksara-aksara itu.
1. Hijaiyah
Langsung ke Hijaiyah aja. Untuk orang yang baru belajar, aksara ini pastinya lumayan sulit, meskipun jumlah hurufnya juga ga terlalu banyak. Untungnya, gue belajar huruf-huruf Hijaiyah dari kecil dan juga dibimbing sama guru. Kalo seandainya gue belajar otodidak, pastinya gue udah bener-bener pusing, sih.
Untuk pengucapan, ada banyak huruf Hijaiyah yang memang pengucapannya mirip-mirip. Kayak huruf ز (za) dan ذ (dza), خ (Kho) dan غ (gho), serta س (sa) dan ش (sya). Selain itu, juga ada huruf yang memang cara bacanya agak susah, yang bikin bocil-bocil di pengajian harus ngulang-ngulang belajar cara bacanya sampai eneg, dan guru yang ngajarin si bocil pun pastinya juga sangat lelah, yaitu huruf ث (tsa). Kata guru ngaji gue dulu, cara bacanya harus dengan lidah yang digigit.
Untuk yang belajar baca Al-Qur'an, pastinya tau ada banyak sekali tajwid di dalam bacaan Al-Qur'an, dan ini juga salah satu yang bikin pusing. Salah panjang pendek sedikit aja udah bisa mengubah arti. Orang-orang yang udah belajar baca huruf Hijaiyah dari kecil pun, pas udah gede juga masih harus berjuang dengan tajwid.
Untuk cara menuliskannya, memang agak susah karena hurufnya agak meliuk-liuk dan bentuknya juga beda jauh sama aksara latin. Tapi setidaknya masih agak mudah dibandingkan Hiragana. Ada satu huruf yang masih bikin gue pusing, gimana cara nulisnya yang baik dan benar, yaitu huruf هـ.
2. Hangeul
Awal gue bisa baca tulis Hangeul, udah bisa nulis 사랑해 (saranghae) sama 안녕 하세요 (annyeong haseyo) aja rasanya udah bangga banget. Jadi makin bangga lagi waktu gue mulai bisa nulis nama-nama bisa gue pake Hangeul. Buku tulis gue sampai penuh sama tulisan 재민, 태영, 현진, 유타, 류진, 예지, 슬기, dan 방찬. Coba tebak, itu nama siapa-siapa aja? Haha.
Aturan baca Hangeul memang agak bikin gue pusing awalnya. Kayak huruf ㅆ (ss) yang dibaca 'tt' kalo ketemu sama huruf mati. Kayak 말했지 (malhaettji), yang disitu huruf ㅆ ketemu sama huruf mati ㅈ (J) makanya dibaca 'tt'. Sedangkan di tulisan 아랐어 (arasseo) huruf ㅆ ketemu sama huruf ㅓ (eo) yang merupakan huruf vokal, makanya dibaca 'ss'.
Juga cara baca huruf ㅂ (B) di kata 갑사합니다 (gamsahamnida). Sampai sekarang gue masih bingung, kenapa huruf ㅂ disitu dibaca 'M'?
Huruf ㄴ(N) dan ㄹ (R/L) yang ketemu juga bakalan dibaca 'L' dobel. Kayak di judul lagu barunya Mamamoo, 일낼라 (Illella). Padahal tulisan sebenarnya itu 'Ilnella'. Juga nama salah satu member NCT, Chenle ditulis 천러 dalam Hangeul. Tulisannya 'Cheonleo', tapi cara bacanya yang bener itu 'Cheolleo'.
Masih ada banyak lagi aturan-aturan baca dalam Hangeul. Semua itu gue pelajarin sendiri sambil nyimak lirik Hangeul lagu K-Pop. Karena keseringan nonton MV pake subtitle Korea, lama-kelamaan gue jadi makin lancar baca Hangeul.
Hangeul juga mudah buat ditulis. Hurufnya yang bentuknya kayak bangun ruang memang memudahkan pemula kayak gue buat belajar nulis. Selama gue belajar nulis Hangeul, gue cuma ngamatin bentuk hurufnya doang, lalu tinggal gue tiru aja.
3. Hiragana
Kalo ini, gue belajar semata-mata karena iseng aja sih. Gue ga punya motivasi buat bisa baca lirik lagu kayak waktu gue belajar Hangeul. Gue cuma tertarik sama bentuk hurufnya yang menurut gue kawaii.
Huruf-huruf Hiragana mudah banget buat dihapal. Meskipun jumlah hurufnya lebih banyak daripada Hangeul, menurut gue Hiragana jauh lebih mudah buat diingat. Soalnya ada banyak huruf yang berubah cara baca dengan dikasih tanda kayak tanda petik. Biasanya, huruf yang dibaca K bakalan berubah jadi G kalo dikasih tanda itu, huruf yang dibaca H bakalan berubah jadi B, dan huruf yang dibaca S bakalan berubah jadi Z atau J.
Contohnya
か (ka) - が (ga)
き (Ki) - ぎ (gi)
く (ku) - ぐ (gu)
こ (ko) - ご (go)
け (ke) - げ (ge)
た (ta) - だ (da)
て (te) で (de)
と (to) - ど (do)
つ (tsu) - づ (tzu)
は (ha) - ば (ba)
ふ (Fu) - ぶ (Bu)
ひ (hi) - び (bi)
へ (he) - べ (be)
さ (sa) - ざ (za)
す (su) - ず (Zu)
し (shi) - じ (ji)
せ (se) - ぜ (ze)
そ(so) - ぞ (zo)
Sedangkan ada untuk huruf yang dibaca H dikasih tanda °, cara bacanya bakalan berubah jadi P. Misalnya kayak へ (he) bakalan berubah jadi ぺ (pe). Asalkan hafal huruf-huruf dasarnya, ga bakal susah buat ngelanjutin belajar huruf-huruf lanjutannya.
Aturan bacanya juga ga sebanyak Hangeul. Makanya gue sempat mikir, seandainya di tulisan Jepang ga ada Kanji, ga ada banyak kosakata dalam bahasa Jepang yang mirip-mirip, juga ada jarak antarkata, pastinya tulisan Jepang itu mudah banget buat dipelajari.
Palingan yang sempat bikin gue bingung itu cara baca huruf は. Awalnya gue kira ini cara bacanya 'wa'. Tapi pas tahu itu sebenarnya huruf 'ha', gue pun bingung, "Lah kok bisa?" Ternyata, cara bacanya, kalo sebagai partikel, は memang dibaca 'wa'. Tapi kalau sebagai bagian dari suatu kata, bacanya 'ha'. Misalnya 私の名前はティカです (watashi no namae wa Tika desu/nama saya adalah Tika). Disitu posisi は adalah partikel yang kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, artinya 'adalah'. Sedangkan sebagai bagian dari suatu kata, misalnya はじめまして (hajimemashite), は dibaca 'ha'.
Lalu ada juga huruf つ (tsu). Awal kebingungan ini waktu gue ngeliat judul lagu Ado 'うっせわ' (Ussewa). Waktu awal belajar, gue kira itu bacanya, Utsusewa. Pas gue cari di Google kok malah ga muncul, taunya gue yang salah baca. Hahaha. つ memang dibaca buat suatu huruf jadi tebel, kayak di kata ずっと (Zutto), かっこ (Kakko), やっぱり (yappari), dan masih banyak lagi. つ bakalan dibaca tebal sesuai huruf yang ada di belakangnya kalo huruf itu huruf mati, bukan huruf vokal. Sedangkan kalo ketemu sama huruf vokal kayak di kata あつい (atsui), huruf つ tetap dibaca 'tsu'.
Untuk penulisan, gue rasa Hiragana memang susah kalo dibandingin sama Hangeul, Katakana, dan Hijaiyah. Hurufnya memang meliuk-liuk yang bikin gue yang harus liat tutorial biar bisa nulisnya dengan baik dan benar. Huruf yang sempat bikin gue pusing cara nulisnya itu huruf あ (a), め (me), dan を (wo). Gue sampai liat tutorial di YouTube biar bisa nulis ketiga huruf itu. Tapi pastinya, huruf Hiragana jauh lebih mudah kalau dibandingkan dengan Kanji.
5. Katakana
Katakana huruf yang terakhir kali gue pelajarin. Karena sebelumnya udah belajar Hiragana, jadi ngehapalin huruf-huruf Katakana ga terasa susah. Mirip-mirip lah sama Hiragana, cuma bentuk dan penggunaannya yang beda. Untuk cara baca, gue rasa Katakana lebih susah dibandingkan Hiragana.
Kalau Hiragana dipake buat nulis kosakata asli Bahasa Jepang, Katana dipake buat nulis kata-kata serapan atau kata-kata yang asing. Biasanya di lirik lagu-lagu Jepang, kalau ada nyelip satu atau dua kosakata bahasa asing bakalan ditulis pake Katakana. Misalnya di lagu opening anime Neon Genesis Evangelion, kata 'these' yang dari bahasa Jerman ditulis pake Katakana テーゼ dan dibaca 'teeze'.
Karena harus menyesuaikan sama huruf-huruf Katakana yang memang asalnya dari huruf-huruf dalam Bahasa Jepang, kosakata asing yang ditulis kadang jadi melenceng agak jauh dari aslinya. Contoh, Alice kalau ditulis pake Katakana bakalan jadi アリス (Arisu) dan Killer bakalan jadi キラー (Kiraa). Ini yang sering bikin gue pusing. Waktu gue liat judul lagunya ZUTOMAYO 'サターン', gue kira itu 'Satan'. Tapi ga taunya, itu 'Saturn' ya gaes ya.
Ada juga lagu Chico with Honey works yang judulnya 'ツインズ'. Gue mikir keras, apa ini "Tsuinzu". Sampai akhirnya gue cari di Google, dan ternyata itu sebenarnya kata 'Twins'. Awokawok.
Satu lagi, ada beberapa huruf Katakana yang mirip sama karakter Kanji. Kayak カ (ka) yang mirip sama Kanji 力 (chikara/kekuatan) dan ロ (ro) yang mirip sama Kanji 口 (kuchi/mulut). Huruf 二 (ni) juga sama kayak angka 2 yang juga sama-sama dibaca 'ni'.
Sampe sekarang, jujur aja gue masih sering bingung bedain antara huruf シ (shi) dan ツ (tsu), juga huruf ソ (so) dan ン (n). Gue tau kok apa yang jadi pembedanya, tapi tetap aja kalo baca tulisan Katakana masih sering ketuker-tuker. Hahaha.
Meskipun cara bacanya agak susah, tapi setidaknya cara nulisnya lebih mudah daripada Hiragana. Huruf-hurufnya yang kaku dan ga banyak lekukan kayak Hiragana bikin gue lebih cepat belajar cara nulisnya.
Itulah tadi seputar aksara-aksara yang pernah gue pelajarin. Kalian pernah belajar aksara-aksara dari bahasa lain kayak gue? Coba share, aksara apa aja yang pernah kalian pelajarin, dan jangan lupa ceritain apa yang unik, sama yang bikin kalian pusing dari aksara itu.
Komentar
Posting Komentar